Apa ayat Al-Quran pertama yang diturunkan?
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(QS Al-Alaq 1-5)
Dari 5 ayat tersebut, coba perhatikan kata pertamanya. Apa?
Bacalah
Ayat pertama yang diturunkan memerintahkan kita sebagai umat Islam untuk membaca. Bukan hanya membaca kata demi kata, tapi juga membaca alam semesta. Ditambah lagi ayat ini turun di bulan Ramadan. Kita yang saat ini menjalani bulan Ramadan pun harusnya semakin termotivasi dengan ayat ini. Menumbuhkan semangat membaca di bulan Ramadan.
“Duh, saya pemalas nih membaca. Lebih enak nonton aja dari video.”
Banyak yang berpendapat, atau mungkin lebih tepatnya beralasan seperti itu. Dengan dalih teknologi yang semakin canggih, maka membaca tidak lagi menjadi kebutuhan. Pemahaman ini tentu keliru. Karena buktinya, melalui perangkat teknologi pun kita juga membaca kan? Membaca berita, status social media, hingga artikel di platform tertentu.
Buku adalah salah satu teman terbaik manusia. Mungkin sekarang Anda belum merasakannya. Tapi jangan diabaikan dan langsung menolak. Beikut adalah tips untuk membangun kebiasaan membaca, terutama buku.
1. Bangun Kebutuhan dan Kemauan
Kita seringkali tidak melakukan suatu hal bukan karena tidak mampu, tapi tidak mau. Membaca buku 10 halaman per hari misalkan. Secara hitung-hitungan ini sangat masuk akal. Misalkan saja 1 halaman butuh waktu 1 menit. Maka 10 menit untuk membaca adalah angka yang sangat masuk akal. Pasti mampu. Tapi apakah mau? Nah, ini tantangannya.
Bangun kebutuhan dan kemauan terlebih dahulu, bahwa ada banyak manfaat penting yang didapat dari membaca.
2. Mulai dari yang Disuka
Salah satu kesalahan dalam membangun kebiasaaan membaca adalah mengikuti tren, bukan topik yang disukai atau dibutuhkan. Misalkan saja, pernah ada fenomena bumi bulat atau bumi datar. Tiba-tiba banyak orang yang membaca. Padahal baginya tidak begitu penting. Alhasil bacaan dia hanya terhenti mengikuti fenomena.
Coba mulai dari yang disuka. Misalkan menyukai topik seputar manusia dan Al-Quran. Seperti halnya hobi yang disukai, pasti ada cara dan waktu yang disempatkan untuk melakukannya. Menyempatkan waktu untuk membaca. Mencari berbagai referensi yang terkait. Bahkan mulai menulis atas apa yang diketahui dari membaca.
Nah sekarang coba jawab dulu, topik apa yang Anda suka?
3. Tentukan Target Selesai
Seringkali buku tidak habis dibaca karena tidak ada target. Misalkan 1 buku harus diselesaikan dalam waktu 1 pekan. Jika buku tersebut jumlahnya 140 halaman, maka 1 hari harus membaca minimal 20 halaman. Ada target harian yang harus dicapai. Diri jadi terpacu untuk mencapainya. Tidak harus 1 buku 1 pekan. Sesuaikan saja dengan kemampuan. 1 buku 2 pekan, atau 1 buku 1 bulan. Yang penting, baca sesuai kebutuhan.
Tapi apa yang terjadi jika tidak ada target kapan selesai? Ya selesainya kapan-kapan saja. Kapan-kapan mau. Akhirnya tidak pernah selesai lalu berdalih tidak punya waktu. Duh.
4. Tantang Diri dengan Review Buku
Setelah baca buku, tapi malah lupa apa yang dibaca. Pernah? Bisa jadi karena tidak memasang tujuan yang jelas saat memulai membaca. Misalkan: saya membaca buku ini agar bisa menggunakan teknik menulis cepat untuk buku pertama saya. Nah, ini kan ada tujuan yang jelas.
Miliki tujuan. Setelah itu, cobalah belajar untuk me-review apa yang sudah dibaca. Tidak perlu menuliskan semuanya. Sampaikan saja melalui tulisan di social media atau blog atas insight yang Anda dapatkan. Atau jika lebih tertarik audio, coba saja gunakan podcast. Selain membaca, Anda juga terasah untuk menulis dan rekaman. Wah menarik ya.
Jadi, berapa buku yang mau Anda baca bulan ini?