Siswa kelas 6 SDIT Al Hasanah 1 melaksanakan kegiatan rihlah edukasi ke tempat penangkaran penyu, (Senin, 27/9).

Kegiatan ini merupakan agenda tahunan di SDIT Al Hasanah 1 untuk menambah ilmu pengetahuan peserta didik di luar pembelajaran di sekolah. Agenda rutin ini menjadi penyemangat bagi guru dan siswa, apalagi pemilihan tempat rihlah kali ini sangat mengedukasi dan bersatu dengan alam yaitu tempat penangkaran penyu.

Penyu merupakan salah satu jenis satwa yang dilindungi, baik berdasarkan hukum nasional maupun ketentuan hukum internasional, karena keberadaannya terancam punah. Siklus bertelur penyu berjangka waktu 2-8 tahun sekali. Jumlah penyu di dunia menurun yang disebabkan oleh penangkapan penyu secara ilegal dan dengan sengaja, penangkapan tidak sengaja (tertangkap oleh jaring ikan), kerusakan habitat, dan pengambilan telur yang illegal untuk diperdagangkan dan dikonsumsi.

rihlah-edukasi-kelas-6-sdit-alhasanah-1-ke-penangkaran-penyu-4

Dari sekian banyak telur penyu yang menetas kemudian menjadi tukik belum tentu semuanya dapat kembali dan bertahan hidup hingga dewasa. Oleh karena itu, pengembangan rumah edukasi kelautan berbasis penyu harus tetap memperhatikan kondisi dan kenyamanan bagi penyu untuk bertelur di Pulau Tikus dan Teluk Sepang, mengingat sifat penyu yang sangat sensitif terhadap gangguan cahaya, suara, dan habitat. Di Pantai Tapak Paderi berdasarkan SK Dinas Pariwisata Kota Bengkulu Tahun 2020 ditetapkan sebagai lahan untuk pemanfaatan lembaga Lestari Alam Laut untuk Negeri (LATUN).

rihlah-edukasi-kelas-6-sdit-alhasanah-1-ke-penangkaran-penyu-7

Edukasi konservasi penyu telah dipraktikkan di beberapa negara, diantaranya Taman Laut Sabah di Malaysia, Fiji di Pasifik Selatan, Taman Nasional Tortugero dan Rio Oro di Costa Rica, Bahia Magdalena di Mexico, Zakynthos di Yunani dan Bali di Indonesia. Semua negara ini dalam tahap pengembangan ekowisata penyu sebagai salah satu strategi bagi konservasi (Waayers, 2006). Sedangkan di Provinsi Bengkulu, LATUN masih pada tahap inisiasi dalam pengembangan ekowisata konservasi penyu melalui Program Marine Edu Park.

rihlah-edukasi-kelas-6-sdit-alhasanah-1-ke-penangkaran-penyu-2

Rumah Edukasi Kelautan ini mengutamakan aspek konservasi alam, mempertimbangkan aspek pembelajaran dan pendidikan. Selain itu didukung dengan aksesibilitas yang sangat baik dengan atraksi wisata yang beragam, unik dan tidak dimiliki daerah pantai Kota Bengkulu lainnya seperti sunrise dan sunset, wisata pantai, haluan kemajuan bahari Bengkulu menuju Pulau Tikus, ekowisata penyu, ekowisata Pulau Tikus, kano, edukasi kelautan dan lain-lain. Pengembangan rumah edukasi konservasi penyu di Tapak Paderi dapat menjadi salah satu solusi agar penyu tetap lestari. Terbukti dengan kerjasama selama ini dengan nelayan Tapak Paderi, kelompok nelayan Camar Laut telah menyerahkan secara sukarela penyu yang terjaring.

rihlah-edukasi-kelas-6-sdit-alhasanah-1-ke-penangkaran-penyu-6

Antusias siswa kelas 6 SDIT Al Hasanah 1 Bengkulu patut diacungi jempol dalam ketertarikannya terhadap penangkaran penyu. Mulai dari mendengarkan penjelasan tentang penyu oleh pemandu kemudian melihat tempat penangkaran penyu sampai melepas penyu ke Pantai Tapak Paderi. Mereka pun diberi kesempatan melepas satu ekor penyu yang berumur 8 tahun dan 3 ekor penyu yang berumur satu bulan.

SDIT Al Hasanah 1 sangat senang dan berterima kasih kepada pihak Marine Edu House atas kesempatan dan waktunya selama dua hari telah memberikan kesempatan untuk mengenal penyu mulai dari penjelasan tentang telur kemudian menetas sampai pelepasan penyu ke pantai.

Share This

Share This

Share this post with your friends!